Thursday 14 February 2013

Ketika Jari Berbicara

Hadirnya teknologi telekomunikasi yang diikuti dengan melimpahnya berbagai perangkat mobile yang makin hari makin canggih saja, dilengkapi dengan teknologi web 2.0 yang memungkinkan kita untuk berinteraksi secara interaktif di media online, seharusnya mampu mendekatkan yang jauh.

Teman kita yang saat ini tidak tahu entah di mana, tiba-tiba bisa kita temukan di Facebook. Jadilah komunikasi dilakukan via Facebook. Dan sering kali yang pertama dilakukan adalah minta PIN. Ya, biar bisa bikin group atau sekadar bebeeman. Ga punya PIN ga ada masalah, masih ada WhatsUp, LINE, Kakao, atau Viber. Paling jadul adalah YM.. :)

Ya, tahun 2000-an seolah-olah semuanya menjadi dekat. Teman, saudara, rekan bisnis, seolah semuanya ada di tangan kita. Tinggal mention, kita bisa langsung terhubung. Mau ngadain kumpul-kumpul, tinggal broadcast, engga usah repot-repot cari alamat rumah untuk dikirimkan undangan. Gila aja, butuh waktu berapa lama itu. Kalau pakai broadcast, sekian detik undangan kita sampai ke semua tujuan. Konfirmasi pun akan segera muncul, ada yang bilang "Sip, gw pasti dateng", "mudah-mudahan ya gw bisa datang", "engga janji sih bisa datang atau engga", hingga kalo lagi malas, tinggal bilang "kayaknya gw ga bisa datang dech, ada acara lain. Sori ya, lain waktu gw pasti ikutan" :)

Tapi, ada yang unik lho di era web 2.0 ini. Sering engga sih ngeliat ada 4 - 5 orang duduk mengelilingi sebuah meja bundar tetapi mereka engga ngobrol, masing-masing sibuk memainkan jarinya di smartphone atau tablet yang selalu menemani ke mana pun pergi, bahkan ketika buang hajat sekalipun.. ? Ada yang senyum-senyum, ketawa sampai cekikikan, ada yang serius banget. Lucunya, mereka itu sebenarnya lagi ngobrol antar mereka, tetapi lewat grup BBM, lewat FB, atau twitter. 

Jarak yang dekat seolah menjadi jauh, melewati gelombang frekuensi tertentu menembus awan. Bicara tidak lagi dengan mulut, tetapi dengan menekan jari-jari tangan ke tombol keypad yang ada di BB atau keyboard virtual yang ada di smartphone atau tablet. Ucapan selamat tahun baru, selamat hari raya, kini tidak perlu lagi terucap dari lisan. Kalau ketemu aja baru ngucapin, kalo engga ketemu ya cukup dengan sebuah SMS atau paling mudah posting status di FB atau broadcast via BB. Rasanya SMS juga mulai ditinggalkan karena makan biaya. Bayangkan kalau ada 100 teman, 100 SMS yang harus kita kirimkan untuk sekadar mengucapkan selamat. Kalo via FB, cukup sekali posting, plus kartu ucapan yang menarik atau foto narsis kita, sudah bisa tersebar ke seluruh teman kita. Dan, itu dirasa cukup telah menunaikan ritual mohon maaf lahir batin atau lainnya.

Apaka web 2.0 telah mengubah budaya kita? Bisa jadi. Yang pasti orang akan lebih banyak bicara dengan jari ketimbang mulut. Mungkin pepatah yang menggunakan kata "mulut" di "Mulutmu harimaumu" perlu diganti disesuaikan dengan mendia sosial apa yang digunakan. Kalau di twitter, maka "twitmu harimaumu". Kalau di FB, "Postinganmu harimaumu".

Di hari kiamat nanti, mungkin pertanyaan yang paling lama dan paling banyak akan diberikan kepada anggota tubuh bernama "jari tangan". Jari tanganmu kamu gunakan untuk apa? :)





No comments:

Post a Comment